Materi Tes Karakteristik Pribadi (TKP) Aspek Kejujuran
Pada tes TKP CPNS, aspek kejujuran digunakan untuk mengukur tingkat kejujuran sesuai norma agama yang dianut. Hal ini terindikasi dari:
- ketulusan hati Anda dalam perbuatan,
- selalu berkata yang benar,
- tidak melakukan kecurangan, baik itu yang besar maupun yang kecil.
Contoh kecurangan-kecurangan kecil seperti mencurangi waktu kerja dan mencurangi penggunaan fasilitas kantor. Sementara contoh kecurangan-kecurangan besar seperti korupsi, suap-menyuap, rekayasa kasus, menjual aset negara, mark-up nilai proyek, pemufakatan jahatan, dan lain-lain.
TIPS:
- lkuti gerakan pemerintah: Berani jujur itu hebat!
- Biasakan berbuat jujur, karena hidup Anda akan lebih tenang.
- Pahamilah jika Anda mulai tergoda melakukan kecurangan-kecurangan kecil, sering kali karena terbiasa maka muncul dorongan melakukan kecurangan-kecurangan besar.
- Kejujuran sangatlah penting, karena setiap tindakan pasti akan diminta pertanggungjawabannya baik selagi masih di dunia atau nanti jika sudah di akhirat.
Contoh
- Hampir setiap hari, sebagian besar rekan kerja di kantor pulang lebih awal darijam kerjayang seharusnya. Melihat hal tersebut, tindakan Saya adalah ...
- Saya melakukannya demi masih dianggap pertemanannya.
- Sudah menjadi hal yang biasa karena terjadi hampir setiap hari dan banyak yang melakukannya, sehingga mestinya bisa dimaklumi.
- Banyak yang melakukannya sehingga tidak apa-apa jika Saya juga melakukannya.
- Saya akan tetap mengikuti aturan yang berlaku sehingga pulang sesuai jam kerja.
- Saya tidak akan melakukannya agar dinilai sebagai pegawai yang paling rajin oleh atasan.
Pembahasan:
Hampir setiap hari, sebagian besar rekan kerja di kantor pulang lebih awal darijam kerja yang seharusnya. Melihat hal tersebut, tindakan Saya adalah ...
- Saya melakukannya demi masih dianggap pertemanannya.
Skor 3:
Terkadang berawal dari solidaritas pertemanan, Anda bisa menyelami atas dasar apa rekan-rekan kerja melakukan hal itu. Barulah ambil cara agar bisa menyadarkan rekan-rekan agar meninggalkan hal yang tidak baik itu. Namun, bukan berarti tindakan ini tanpa risiko jika Anda tidak mampu mengendalikan diri, karena Anda bisa terjerumus. - Sudah menjadi hal yang biasa karena terjadi hampir setiap hari dan banyak yang melakukannya sehingga mestinya bisa dimaklumi.
Skor 1:
Menganggap hal yang tidak baik menjadi suatu hal yang sudah wajar, semakin lama akan membuat Anda juga akan terdorong melakukannya. - Banyak yang melakukannya sehingga tidak apa-apa jika Saya juga melakukannya.
Skor 2:
Banyak yang melakukan terkadang bukan menjadi alasan yang baik kita mengikuti tindakan mayoritas tersebut. Mestinya setiap tindakan tetap dipertimbangkan baik dan buruknya, bukan dari banyak atau sedikit pelakunya. - Saya akan tetap mengikuti aturan yang berlaku sehingga pulang sesuai jam kerja.
Skor 5:
Pegawai yang baik akan selalu menjalankan aturan yang berlaku di tempatnya bekerja. - Saya tidak akan melakukannya agar dinilai sebagai pegawai yang paling rajin oleh atasan.
Skor 4:
Menjadi pegawai yang baik memang suatu keharusan, namun hindari mengharapkan pamrih.
- Suatu hari pada saat penerimaan CPNS, Saya dihubungi oleh seorang oknum yang mengaku salah satu panitia seleksi penerimaan CPNS. Dalam pembicaraan, tampaknya orang tersebut menawarkan bantuan agar bisa diterima menjadi PNS dengan cara memberikan sejumlah dana yang ditetapkan. Sikap Saya adalah ...
- Tanpa ragu, Saya menolaknya karena ingin diterima sebagai PNS dengan cara yang sah, dan resmi.
- Dihubungi oleh panitia seleksi penerimaan CPNS adalah momentum yang langka, maka Saya akan menerima tawaran tersebut. Apalagi persaingan tes CPNS terkenal sangat ketat.
- Mempertimbangkan terlebih dahulu, jika ada waktu akan Saya komunikasikan dengan keluarga siapa tahu ada keluarga yang mau membantu mengenai dana tersebut.
- Pada tes CPNS yang Saya ikuti ini sebisa mungkin Saya lakukan dengan cara resmi terlebih dahulu.
- Segera meminta pertimbangan keluarga atau orang yang berpengalaman dalam hal tes CPNS.
Pembahasan:
Suatu hari pada saat penerimaan CPNS, Saya dihubungi oleh seorang oknum yang mengaku salah satu panitia seleksi penerimaan CPNS. Dalam pembicaraan, tampaknya orang terse but menawarkan bantuan agar bisa diterima menjadi PNS dengan cara memberikan sejumlah dana yang ditetapkan. Sikap Saya adalah ...
- Tanpa ragu, Saya menolaknya karena ingin diterima sebagai PNS dengan cara yang sah, dan resmi.
Skor 5:
Menunjukkan Anda adalah pribadi yang memiliki prinsip. - Dihubungi oleh panitia seleksi penerimaan CPNS adalah momentum yang langka, maka Saya akan menerima tawaran tersebut. Apalagi persaingan tes CPNS terkenal sangat ketat.
Skor 1:
Panitia seleksi yang baik tentunya harus mengikuti aturan yang ada, yaitu tidak ada hubungan dengan peserta tes. Hubungan yang terjadi selama proses seleksi apalagi mengarah pada tindakan yang tidak baik maka bisa dipastikan itu hanya penipuan. Anda semestinya bisa berpikir karena pola ini sudah banyak terjadi dan mengantisipasi hal-hal yang demikian meskipun tidak harus mengalami sendiri. - Mempertimbangkan terlebih dahulu, jika ada waktu akan Saya komunikasikan dengan keluarga siapa tahu ada keluarga yang mau membantu mengenai dana tersebut.
Skor 2:
Berpikir sebelum bertindak sangat dianjurkan dalam hal ini. Pikirkan juga risiko dari tindakan yang akan Anda ambil, misalnya ada unsur penipuan dari orang yang menghubungi Anda, lilitan hutang karena bantuan dana, atau hidup menjadi tidak tenang. - Pada tes CPNS yang Saya ikuti ini sebisa mungkin Saya lakukan dengan cara resmi terlebih dahulu.
Skor 4:
Jika hal ini adalah tindakan yang baru bisa Anda lakukan saat ini, tidak masalah. Ke depannya pikirkan lagi, jangan sampai niat yang tidak baik mengotori usaha Anda. - Segera meminta pertimbangan keluarga atau orang yang berpengalaman dalam hal tes CPNS.
Skor 3:
Apabila tidak bisa memikirkan penyelesaian suatu masalah secara sendiri maka ado baiknya meminta pertimbangan dari orang lain yang dipercaya, tentunya memiliki keahlian di bidang yang Anda tanyakan.